Bercermin pada sebutir debu
Berharap tak ada celah lagi diwajahku
Berharap tak ada lagi sebuah pribahasa yang berlaku
Buruk muka cermin dibelah
Ah…sudah biasaWahai debu yang aku pungut
Yang menempel ditelapak kakiku
Kuambil dan kupakai kau untuk bercermin
Sebab kaca benggala sudah tak berguna lagi
Terlalu banyak membiaskan fakta dan tragedi
Wahai debu, tunjukkan padaku, rupa yang pasti
Agar tak ada lagi bias-bias yang menyelubungi
Wahai debu….Darimanakah asalmu
Hingga kau bisa dipakai untuk bersuci
Apakah engkau lebih mulia dari intan dan emas?
6/03/2008
KereNdaHan Hati, TaUfiK iSmaiL
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Langganan:
Postingan (Atom)